Apa Itu TKA? Pahami Bedanya dengan TPS dan Perannya di SNBT
Bagi calon mahasiswa, istilah-istilah seperti Seleksi
Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT),
hingga Ujian Mandiri sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan
menuju perguruan tinggi impian. Namun, di tengah berbagai istilah dan perubahan
sistem seleksi, sering muncul kebingungan, terutama soal perbedaan mendasar
antara TKA dan TPS.
Keduanya sering kali dianggap sama atau saling menggantikan,
padahal memiliki esensi dan fokus yang berbeda. Memahami perbedaan ini sangat
krusial, apalagi jika kamu berencana mengikuti seleksi berbasis tes untuk masuk
ke perguruan tinggi negeri (PTN).
Jadi, apa sebenarnya TKA itu? Bagaimana perannya dalam
seleksi masuk perguruan tinggi di era transformasi pendidikan ini, khususnya
dalam konteks SNBT? Mengapa penting untuk mengetahui seluk-beluk kedua jenis
tes ini? Mari kita bedah tuntas agar kamu memiliki gambaran yang jelas dan bisa
menyusun strategi belajar yang paling efektif.
Mengenal Lebih Dekat TKA dan TPS, Dua Ujian Untuk Masuk Perguruan Tinggi
Pada dasarnya, Tes Kompetensi Akademik (TKA) dan Tes Potensi Skolastik (TPS) merupakan dua jenis tes yang dirancang untuk menguji kemampuan calon mahasiswa dari sisi yang berbeda, namun keduanya bertujuan untuk mengukur kesiapan seseorang dalam menempuh pendidikan tinggi.
1. Tes Kompetensi Akademik (TKA): Penguasaan Materi Pelajaran
TKA adalah tes yang secara spesifik mengukur penguasaan materi mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah atas (SMA). Fokus utamanya adalah pada kemampuan akademik yang telah kamu peroleh selama di bangku sekolah. Tes ini dirancang untuk menilai sejauh mana pemahamanmu terhadap konsep-konsep dasar hingga lanjutan dalam bidang studi tertentu.
TKA umumnya dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
-Kelompok Saintek (Sains dan Teknologi): Materi yang diujikan meliputi Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Pertanyaan-pertanyaan dalam TKA Saintek akan menguji pemahaman konsep, kemampuan aplikasi rumus, hingga analisis data ilmiah.
-Kelompok Soshum (Sosial dan Humaniora): Materi yang diujikan adalah Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan Sosiologi. Soal-soal TKA Soshum akan menguji pemahamanmu terhadap teori, peristiwa, konsep sosial, dan fenomena ekonomi.
Intinya, TKA menguji apa yang sudah kamu pelajari secara
mendalam di kelas. Ini adalah ukuran seberapa baik kamu menguasai kurikulum
SMA.
2. Tes Potensi Skolastik (TPS), Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran
Berbeda secara fundamental dengan TKA, TPS adalah Tes Potensi Skolastik. Seperti namanya, tes ini lebih berfokus pada kemampuan kognitif, penalaran, dan pemecahan masalah yang bersifat umum dan tidak terikat pada materi mata pelajaran spesifik.
TPS dirancang untuk mengukur kemampuan
dasar yang dibutuhkan untuk sukses di dunia perkuliahan, seperti penalaran
umum, pengetahuan kuantitatif, pemahaman bacaan dan menulis, serta penalaran
matematika.
Komponen-komponen dalam TPS biasanya meliputi:
-Penalaran Umum: Menguji kemampuanmu dalam menarik kesimpulan logis dari informasi yang diberikan.
-Pengetahuan Kuantitatif: Mengukur kemampuan matematika dasar dan interpretasi data.
-Pemahaman Bacaan dan Menulis: Menilai kemampuan memahami teks dan mengidentifikasi kaidah kebahasaan.
-Penalaran Matematika: Menguji kemampuan memecahkan masalah matematika dalam berbagai konteks.
TPS lebih menekankan pada bagaimana kamu berpikir dan
memproses informasi, bukan sekadar apa yang kamu tahu dari pelajaran sekolah.
Tes ini mengukur potensi kamu untuk belajar hal-hal baru dan beradaptasi dengan
materi perkuliahan yang kompleks.
Peran TKA dan TPS dalam Seleksi Masuk PTN di Era Baru
Seiring berjalannya waktu, sistem seleksi masuk perguruan
tinggi di Indonesia terus mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan pendidikan tinggi dan perkembangan zaman. Dahulu, TKA dan TPS
memiliki peran yang sangat jelas dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK),
yang merupakan bagian dari Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN).
Pada masa itu, UTBK terdiri dari dua komponen utama: TPS dan TKA, dengan bobot yang signifikan. Namun, kebijakan terbaru yang digagas oleh TKA Kemendikdasmen (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) telah melakukan penyesuaian signifikan, terutama pada SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes). Dalam kebijakan terkini, TKA tidak lagi menjadi komponen utama yang diujikan dalam SNBT.
Komponen yang diujikan pada SNBT saat ini adalah:
-Tes Potensi Skolastik (TPS): Seperti yang sudah dijelaskan di atas, mengukur kemampuan kognitif dan penalaran.
-Literasi dalam Bahasa Indonesia: Menguji kemampuan memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks Bahasa Indonesia.
-Literasi dalam Bahasa Inggris: Menguji kemampuan memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks Bahasa Inggris.
-Penalaran Matematika: Menguji kemampuan memecahkan masalah matematika dalam berbagai konteks.
Perubahan ini menandai pergeseran paradigma seleksi dari
mengukur pengetahuan spesifik mata pelajaran ke mengukur kemampuan berpikir
kritis, penalaran, dan literasi yang dianggap lebih esensial untuk keberhasilan
studi di perguruan tinggi.
Fokus persiapan siswa tidak lagi pada penguasaan materi
mendalam per mata pelajaran seperti yang ada di TKA, melainkan pada kemampuan
berpikir kritis, analisis, dan penalaran.
Meskipun TKA tidak lagi ada di SNBT, bukan berarti tes ini
hilang sepenuhnya dari peta seleksi masuk perguruan tinggi. TKA bisa saja
menjadi bagian dari ujian mandiri yang diselenggarakan oleh masing-masing
perguruan tinggi.
Banyak PTN masih menggunakan tes berbasis materi pelajaran
ini untuk mengukur kesiapan akademis calon mahasiswanya, terutama untuk
jurusan-jurusan tertentu yang membutuhkan fondasi pengetahuan yang kuat.
Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa informasi
terbaru dari universitas tujuanmu dan tidak mengesampingkan persiapan TKA
sepenuhnya, terutama jika kamu juga berencana mengikuti jalur mandiri.
Strategi Jitu Menghadapi Seleksi TKA dan TPS
Strategi Menghadapi TPS Karena menjadi fokus utama di SNBT, persiapannya harus matang:
-Latihan Soal Penalaran Intensif: Fokus pada soal-soal penalaran umum, kuantitatif, pemahaman bacaan, dan penalaran matematika. Simulasi TKA dan TPS yang banyak tersedia secara online maupun dalam bentuk buku latihan soal bisa jadi alat bantu yang sangat efektif. Semakin sering berlatih, semakin kamu terbiasa dengan pola soal.
-Tingkatkan Daya Kritis dan Analisis: Biasakan diri membaca informasi dari berbagai sumber, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Kemampuan berpikir kritis adalah kunci utama dalam TPS. Baca buku-buku non-fiksi, ikuti berita, dan biasakan mempertanyakan informasi.
-Latih Manajemen Waktu: Soal TPS seringkali membutuhkan waktu berpikir yang cukup. Latihan mengerjakan soal dengan batas waktu akan membantumu terbiasa dengan tekanan saat ujian sesungguhnya dan memastikan kamu bisa menyelesaikan semua bagian tes.
Strategi Menghadapi TKA
Meskipun tidak di SNBT, persiapan TKA tetap penting untuk jalur mandiri di beberapa PTN:
-Pahami Konsep Dasar secara Mendalam: Jangan hanya menghafal rumus atau teori. Pahami mengapa rumus tersebut digunakan, apa konteksnya, dan bagaimana mengaplikasikannya pada berbagai jenis soal. Pemahaman konsep yang kuat adalah fondasi utama TKA.
-Latihan Soal dan Variasi Soal:
Sering-seringlah mengerjakan soal-soal latihan TKA dari berbagai sumber. Ini
akan membantumu familiar dengan tipe soal yang sering keluar dan variasi soal
yang mungkin muncul.
-Fokus pada Mata Pelajaran Sesuai Jurusan: Jika kamu sudah memiliki pilihan jurusan, fokuskan persiapan TKA pada mata pelajaran yang relevan dengan jurusan tersebut (Saintek atau Soshum).
-Cari Bimbingan Tambahan: Jika kamu merasa kesulitan dalam menguasai materi TKA, jangan ragu untuk mencari bimbingan belajar tambahan yang fokus pada materi tersebut. Mereka bisa memberikan strategi belajar dan latihan soal yang lebih terstruktur.
TKA dan TPS, Dua Jalan Menuju Kampus Impian
Sejak kebijakan baru TKA Kemendikdasmen diberlakukan, fokus
utama SNBT memang beralih ke TPS, Tes Literasi, dan Penalaran Matematika. Ini
menandai pergeseran paradigma seleksi dari mengukur pengetahuan spesifik ke
mengukur kemampuan berpikir logis dan pemahaman yang lebih luas. Namun, TKA
tidak sepenuhnya ditinggalkan, terutama pada jalur Ujian Mandiri.